Minggu, 29 April 2018

Sistem Pendidikan Islam

/ Sistem Pendidikan Islam, Wujudkan Insan Cemerlang /

Oleh: Chusnatul Jannah (Lingkar Studi Perempuan Peradaban)

#MuslimahNewsID -- Hari Pendidikan Nasional sebentar lagi digelar. Namun, sudahkan pendidikan kita mengalami keberhasilan? Pendidikan menjadi modal dasar dalam membangun peradaban. Baik buruknya sistem pendidikan akan menjadi penentu kualitas generasi. Siapapun yang menjadi pendidik di tengah kurikulum yang sering berganti pasti pernah mengalami kegalauan hingga di titik tertinggi.

Bagaimana tidak, rusaknya generasi yang kian menjadi membuat lubuk hati menyimpan tanda tanya besar. Beragam kurikulum pernah dijajal namun tak membuahkan hasil signifikan. Hasil penelitian Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) kualitas pendidikan di Indonesia masih di bawah Ehtiopia dan Filipina.

Pendidikan karakter yang digadang-gadang sebagai penyelemat dan solusi, nyatanya belum menunjukkan bukti keberhasilannya. Yang ada generasi muda semakin beringas tingkahnya hingga menurunkan akal dan logika sebagai manusia. Kekerasan masih menjadi PR besar. Di awal tahun 2018, KPAI mencatat terjadinya kekerasan fisik pada anak sebanyak 72%. Diantaranya kekerasan psikis 9%, kekerasan finansial 4%, dan kekerasan seksual 2%.

                                                                                                                                                                                        Di tingkat Asia, kekerasan pendidikan di Indonesia berada di urutan lebih tinggi dibandingkan Vietnam (79%), Nepal (79 persen), Kamboja (73 persen), dan Pakistan (43 persen). Kasus kekerasan pada guru juga marak terjadi. Masih segar dalam ingatan, kematian guru SMAN 1 Torjun, Sampang, akibat dianiayai siswanya sendiri. Pemukulan wali siswa terhadap Kepala SMP N 4 Lolak, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara juga ikut mewarnai buramnya pendidikan di negeri ini. 

/ Sistem Sekuler: Biang Kerusakan /

Beragam kasus kekerasan menjadi bukti generasi sekarang semakin tak terkendali. Penganiayaan dan pelaporan terhadap orangtua kepada guru  kerap terjadi tanpa dilakukan klarifikasi atau sekedar berdiskusi mencari solusi secara kekeluargaan. Susah benar mendidik generasi milenial zaman sekarag. Tutur kata tak lagi menunjukkan penghormatan kepada sang guru. Berani melawan hinggga tega membunuh sang Ibu tatkala diingatkan.

Pada akhirnya, guru hanya sekedar mengajar, bukan mendidik karena sudah dirundung keputusasaan. Orangtua yang kurang perhatian terhadap anak mereka, pasrah saja kepada sekolah tanpa memonitor perkembangan pendidikannya di sekolah. Yang penting sarana administrasi sudah terpenuhi, pikir mereka. Sempurnalah kehancuran kepribadian generasi. Guru tak perhatian, orangtua tak memberi kasih sayang. Negara tak menjamin pelayanan pendidikan yang dibutuhkan.

Memang susah mendidik di sistem sekuler. Mereka hanyalah korban. Yang mereka butuhkan adalah perhatian dan kelembutan dari tangan-tangan teladan, guru dan orangtua. Di tengah langkanya peran negara, kesadaran pendidiklah  yang dibutuhkannya. Kasih sayang orangtualah tempat bernaungnya. Namun, apa daya, lagi-lagi sistem merusak mereka.

Sistem sekuler – liberal yang  jahat telah menelanjangi iman setiap insan. Islam tak lagi dijadikan pedoman dalam kehidupan. Keimanan pun dinomorduakan. Islam hanya sebagai agama ritual sekedar wujudkan rukun Islam. Rukun Iman hanya terucap di lisan. Minim dalam perbuatan. Berharap generasi membaik tatkala sistem sekuler yang diterapkan hanyalah khayalan.

/ Islam Wujudkan Generasi Cemerlang /

Mari kita lihat dan resapi, rahasia peradaban yang terkubur bahkan muslim saja tak tahu mereka pernah memiliki peradaban tinggi yang melahirkan generasi cemerlang.

Di masa Islam menaungi banyak negeri, lahirlah cendekiawan dan ilmuwan yang ahli berbagai bidang. Semisal Al Khawarizmi, seorang ahli matematika, dikenal Barat dengan Algebra atau Aljabar. Dengan kecerdasannya, beliau merumuskan hitungan matematika jauh lebih mudah dengan angka nol ketika kala itu Peradaban Romawi masih menggunakan angka romawi yang susah dipelajari.

Seorang ahli kimia, Jabir Ibnu Hayyan atau dikenal dengan nama Ibnu Geber hingga rumusan beliau menjadi dasar bagi ilmuwan Barat di bidang kimia. Bapak kedokteran dunia, Ibnu Sina atau dikenal Avicenna, Ibnu Rusyd, Al Farabi, dan lainnya menjadi bukti bahwa ulama di masa peradaban islam tak melulu lihai dalam ilmu agama, namun juga menguasai ilmu umum, sains dan teknologi.

Kegemilangan Islam dan peradabannya di pentas dunia membuat Barat segan terhadapnya.  Karena faktor keberhasilan mereka adalah keimanan dan keilmuannya. Tak adakah rasa rindu kita mewujudkan generasi milenial menjadi generasi terbaik seperti pendahulu mereka? Sudah saatnya selamatkan generasi kita. Teladan sudah ada, contoh perwujudannya sudah tercatat dalam sejarah. Bahwa satu-satunya kunci ketinggian peradaban generasi terdahulu adalah menjadikan Islam sebagai jalan hidup.  Dengan kurikulum yang berlandaskan aqidah Islam dan Negara meriayah, bukan sebuah utopia lahir generasi yang tinggi akhlaknya, cerdas akalnya, dan kuat imannya.

Berharap pada sistem kapitalisme yang beraqidah sekulerisme, bukanlah solusi mendasar menyelesaikan persoalan generasi yang kian brutal dan minus kepribadian. Hanya Islam yang mampu. Tentu saja, jika Islam dijadikan landasan dalam kehidupan individu, masyarakat, dan negara.

Sistem pemerintahan islam tak sekedar sebagai juru selamat nusantara, tapi juga dunia. Sistem Khilafah sebutannya.  Selama 13 abad, sistem Khilafah mampu membangun generasi beriman dan berilmu.

Ditopang oleh ekonomi Islam yang menyejahterakan dan kebijakan yang bersumber pada Syariat Islam, hak pendidikan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Menjadi suatu keniscayaan lahirlah umat terbaik tatkala Khilafah yang dijanjikan terwujud kembali.

Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala yang berbunyi:

هُوَ الَّذى أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِا لْهُدَى وَدِيْنِ الْْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْن

“Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”. [At-Taubah/9 : 33]. Wallahu a’lam.

——————————
/ Silakan share dengan mencantumkan sumber Muslimah News ID - Berkarya untuk Umat /

Tidak ada komentar:

Posting Komentar