Rabu, 02 Mei 2018

Hukum menyingkat sholawat

/ Hukum Menyingkat Salam dan Shalawat /

#MuslimahNewsID -- /Soal/ Bagaimana hukum menyingkat salawat kepada Nabi Muhammad jadi "SAW". Dan salam jadi "Asw" ?

/ Jawab /

Permasalahan ini hanyalah menyangkut soal adab (etika) dalam menulis, dan tidak masuk pada ranah halal-haram.

Sebagian mu-allif/penulis kitab dari kalangan mutaakhirin(kontemporer) mungkin didapati pernah menulis shalawat dengan iqtishor(pendek, singkat).

Seperti kata : Sebelum Masehi/Qabla al-Milad(ق.م); Tahun Masehi/Miladi (م); Tahun Hijriyah/Hijriy (ه); Jilid/Juz (ج); atau Halaman/Shofhah (ص). Untuk tulisan صلى الله عليه وسلم /Shallallaahu 'alayhi wasallam biasanya disingkat صَلْعَمْ.

Kalau di kita biasanya Lafadz Allah dengan "SWT" atau shalawat dengan "SAW". dll. Mengenai permasalahan ini, Imam As-Suyuthi menulis:
كره الاقتصار على الصلاة أو التسليم هنا وفي كل موضع شرعت فيه الصلاة كما في شرح مسلم وغيره لقوله تعالى : ( صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا )

"Dimakruhkan menyingkat Shalawat dan Salam di tempat yg disyariatkan padanya shalawat sebagaimana dijelaskan dalam Syarh Muslim, berdasarkan firman Allah Ta'ala:

صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

"Bershalawatlah atasnya dan salamlah dengan sebenar-benarnya salam".(QS. Al Ahzab : 56) (As-Suyuthi, Tadrib Ar-Rawi, 1/506 )

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Imam As- Sakhawi. Beliau berkata:

و قد إستحب أهل العلم أن يكرر الكاتب الصلاة على النبي -صلى الله عليه وسلم- كلما كتبه قالوا ولا ينبغي أن يرمز بالصلاة كما يفعله الكسالى والكهلة وعوام الطلبة فيكتبون صورة (صلعم).

"Sungguh para ahli Ilmu telah menganjurkan untuk mengulang ulang tulisan shalawat terhadap Nabi -dengan tulisan صلى الله عليه وسلم- setiap kali menulis nama Nabi. Bahkan mereka berkata : Tidak layak menyingkat tulisan shalawat! Sebagaimana yang dilakukan oleh ORANG ORANG MALAS dan orang sepuh serta para pelajar yang awam, yang menulis dengan صلعم/ SAW. (As-Sakhawi, Al Qaul Al Badi' fis Shalati 'ala Al Habib As Syafi', 1/247)

Bahkan Imam As-Sakhawi mengatakan tulisan seperti itu dapat mengurangi pahala kita dalam shalawat. (Fathul Mughits bi Syarh Alfiyatil Hadits, 3/71-72)

Syaikh Abdullah Ibn al-Jibrin (Ulama Lajnah Daimah Saudi Arabia) pernah ditanya mengenai hal ini, maka jawaban beliau :

هذا الرمز خطأ في الإستعمال رغم كثرته في كتب المتأخرين فالصواب ذكر الصلاة والسلام عليه -صلى الله عليه وسلم-، كاملة بحروفها ليقرأها القارئ فيكتسب الكاتب أجرًا بذلك وكذا القارئ، بخلاف الرمز فإنّ القارئ قد يتركها أو يقرأها رمزًا.

"Rumus/simbol seperti ini adalah salah kaprah (jika digunakan), meski banyak terdapat di kitab kitab kontemporer. Yang betul, penyebutan shalawat "shallallaahu 'alayhi wasallam" haruslah sempurna dengan seluruh hurufnya. (Tujuannya) agar shalawat tersebut dibaca secara utuh oleh pembaca, dan penulis akan diberi ganjaran karena hal itu. Begitu pula pembaca. Berbeda jika yang ditulis adalah singkatannya; maka pembaca biasanya meninggalkannya/tidak baca shalawat atau membacanya dengan singkatannya itu(SAW)". (Fatawa Islamiyyah, 4/405. Dikumpulkan dan disusun oleh : Abdul Aziz Ibn Abdullah Al Musnid.)

Tulislah shalawat(termasuk salam, doa) dengan sempurna. Mudah mudahan kita mendapat pahala yang utuh dengan tulisan kita tersebut.Wallaahu a'lam.
——————————

Tidak ada komentar:

Posting Komentar